RSS

Thursday, 3 December 2009

Kisah tentang Susu


Postingan saya kali ini bukan karena latah ingin nulis soal kasus susu bayi yang lagi heboh…
Mengikuti kasus susu formula bayi yang mengandung bakteri saya juga sebenarnya punya pengalaman juga soal susu formula ini. Tepatnya 4,5 tahun yang lalu anak saya laki-laki yang cuma semata wayang berumur 1 tahun. Saya dan istri saya sangat gelisah sekali bayangkan selama hampir 4 tahun berlalu anak kami menderita batuk yang waktu di periksa ke dokter anak, mendapat klaim dari dokter bahwa anak saya menderita “Bronkitis“. Saya coba ke dokter lainnya, hasilnya sama juga. Menurut sang dokter ada semacam pemicu sehingga batuk anak saya ini tidak kunjung berhenti. Ya..semacam alergi terhadap sesuatu. Saya coba singkirkan semua perkakas rumah yang terlihat banyak menyerap debu karena salah satu pemicu menurut dokter adalah Debu.
Tidak ada kemajuan..tapi ya minimal rumah saya terlihat lebih bersih. Kembali menduga-duga kamar tidur kami yang tidak sehat. Akhirnya saya dan istri saya memutuskan membangun sebuah kamar yang lebih sehat. Sampai-sampai ada yang bilang..ini kamar jendelanya banyak banget ya…
Masih tidak ada kemajuan juga…wah kali ini saya hampir kehabisan akal. Coba ganti semua sabun, odol dan shampo mandinya. Dan yang terakhir gonta-ganti susu bubuk dari yang paling mahal sampai yang paling murah. Tapi tetap susu bubuk yang digunakan. Kali ini saya sudah 99,9% hampir kehilangan akal. Batuk anak saya tidak kunjung sembuh. Coba tanya mbah google…eh sama juga si mbah nggak tahu juga.
Umur 5 tahun atau setengah tahun yang lalu anak saya mulai masuk sekolah TK. Kasihan sekali setiap disekolah, batuknya sangat menganggu konsentrasinya. Apalagi di waktu jam bermain. Ketika keluar keringat, batuknya pasti kumat terkadang sampai… maaf…muntah-muntah bercampur dahak berwarna putih. Saya sangat cemas sekali. Peluang saya tinggal 0,1% untuk mencari kesembuhan anak saya. Akhirnya saya dan istri saya mencoba peluang terakhir mengganti Susu bubuk yang selama ini sudah berapa kali digonta-ganti dengan Susu kental manis yang dikemas dalam kaleng.
Pagi sebelum anak saya pergi sekolah kami ganti susunya dengan susu kaleng tersebut yang telah di campur dengan air hangat sedikit. Alhamdulillah..sampai di sekolah anak saya tidak terlihat batuk-batuk sampai kembali kerumahpun dia tidak batuk juga. Gila saya pikir..selama empat tahun saya hampir prustasi…hanya dengan menukar susu bubuk di ganti susu kental manis anak saya sembuh dari penyakit batuknya. Dan Alhamdulillah selama 4 bulan ini setelah saya menukar susu tersebut anak saya tidak terlihat batuk kembali. Memang saya belum ada konsultasikan kembali ke dokter, tapi menurut analisa saya Susu Bubuk inilah pemicunya. Tetapi dari daftar nama susu bubuk yang dilarang juga nggak ada nama susu bubuk yang saya gunakan selama ini.
Dari kejadian ini saya mengambil kesimpulan sendiri anak saya alergi dengan susu bubuk bukan berarti susu bubuk yang selama ini di minum mengandung bakteri. Yang jelas ada salah satu bahan (saya juga nggak tau) dari susu-susu bubuk tersebut yang dapat berpengaruh jelek terhadap tubuh anak saya yang juga mungkin terhadap anak-anak yang lain. Tapi saya akan coba konsultasikan dengan dokter ahli gizi anak mengenai hal ini. Atau ada dari anda yang pernah memiliki pengalaman seperti yang di alami saya…..? Oh ya…sekedar kasih tau susu kental manis yang saya pakai ada dalam salah satu daftar susu yang aman untuk di gunakan. Saran saya jika anak anda mengalami hal yang sama dengan anak saya..coba deh tukar dulu susu bubuknya dengan susu cair…tapi kalo udah pakai susu ibu ya jangan di tukar dengan susu ibu lainnya, nanti keenakkan bapaknya… :)

0 comments: